Total Tayangan Halaman

Senin, 08 Juli 2019

B A H A G I A

Setiap orang punya definisi yang berbeda tentang Bahagia.

Bagiku..
Bahagia itu sederhana
Sesederhana dirimu bahagia melihat orang-orang yang kau sayangi bahagia.

Keluarga, orangtua.
Siapapun pasti ingin membahagiakan mereka. Dan siapapun pasti ingin membuat mereka bahagia dengan kebahagiaan kita. Sebab bukan bahagia lagi namanya jika mereka tidak bisa bahagia dengan kebahagiaan yang kita inginkan. Egois, dan memaksakan perasaan.

Sebab mereka kadang lebih tau, segala tentang dirimu, melebihi kau mengenal dirimu saat ini, sebab mereka tau kadang kau suka membohongi diri sendiri. Percayalah pada mereka untuk beberapa kebahagiaanmu dikemudian masa. Termasuk tentang pilihan yang akan membahagiakan dirimu dengan seutuhnya, yang bukan sesaat tapi selamanya.

Sama halnya dengan yang saat ini terasa. Syukur ku tak pernah luput, terimakasih ku tak pernah cukup. Mengungkapkan bahagia yang kian meletup-letup keudara. Memberikan tawa ria sebagai penutup. Sebab bisa kembali seperti dulu walau dengan seucap canda, bersama.

Tanpa memaksa, tanpa separuhnya.

Walau tak mudah memang pada awalnya, tapi keyakinan ini harus terus menjalar ke setiap sudutnya.

Padamu, yang sedang mencari kebahagiaan, tertatih berjalan perlahan menyusuri lembah kehidupan. Berjanjilah, kembali menjadi mentari yang terang dan menghangatkan ditengah kebersamaan. Seperti ceritamu dulu yang sempat tenggelam ditelan keangkuhan.
Tetapi ingat..

Mengudaralah tanpa menenggelamkan, dan bahagialah tanpa menyakiti perasaan (orang lain).

Dan ingat..

"Memperjuangkan kebahagiaan diri sendiri itu sah-sah saja. Tapi jangan sampai merebut apalagi merusak kebahagiaan orang lain."

Dan sekali lagi kutekankan
Bahagia itu..
Sesederhana sebuah senyuman saat dirimu penat dan lelah yang keterlaluan.
Sesederhana kau menyadari pada akhirnya tidak ada sasuatu yang mendatangimu kecuali untuk satu bahagia, walau kau harus merasa perih dahulu pada awalnya.

Alhamdulillaah
Terimakasih Allaah..

Minggu, 16 Juni 2019

L I L I N







Dia mungkin tak bisa menjadi yang selalu ada, tapi berada paling depan saat kau membutuhkan.






Dia mungkin tak benderang, tapi temaram menenangkan kala gelap kau rasakan.






Dia mungkin tak kau cari setiap saat, tapi selalu ada diwaktu yang tepat.






Dibalik cahaya yang kau dapatkan, ingat, disanalah ada pengorbanan.





Dia mengorbankan separuh dirinya hilang, demi untukmu sebuah benderang.





Siapakah lilin itu?

J E J A K

Apa yang akan kita tinggalkan sebagai jejak
Setelah kepergian kita?
Tentu rekam jejak yang baik yang diharapkan dapat menuntun banyak orang
Untuk sama-sama berbuat baik pula.

Tapi pada kenyataannya
Apa yang kita lakukan pernah salah
Karena ketidaktahuan kita pada yang benar

Maka Tuhanku, Allaah
Berilah petunjuk yang benar pada mereka
Yang pernah tersesatkan oleh jejakku

Lalu, sampaikan mereka dengan kasihmu
Pada kebaikan dan tujuan baik
Yang pernah terjejak karenaku
Sebab itu bahagiaku yang sesungguhnya


24 Desember 2018

Tungku Api

Hidup itu seperti tungku api
Kau harus mengorbankan sesuatu
Agar tungku itu tetap menyala.
Kadang memang sulit memulainya

Panas, pengap
Matamu berair menahan asap
Tak jarang pula perih terasa
Sampai kau tak bisa mambuka mata

Tapi,
Jika dibiarkan padam
Ia tak berarti apa-apa

Kau harus mengorbankan sesuatu
Untuk mendapatkan sesuatu juga
Kau harus kehilangan sesuatu
Untuk menemukan sesuatu nantinya

Ya,
Kau harus mencari sesuatu
Untuk menciptakan sesuatu yang baru
Kebahagiaan misalnya.


17 Sep 2018
***