Total Tayangan Halaman

Sabtu, 18 Juni 2016

24:31 + 33:59 - 33:33

Rumus apakah itu... ayo kita kaji bersama!

Rumus tersebut merupakan rumus dan tuntunan akan kewajiban seorang muslimah dalam menutup aurat. Bagitu berharganya seorang wanita dalam Islam sampai-sampai Allah menurunkan ayat al-Qur'an yang menjelaskan bagaimana muslimah harus menjaga dirinya, salah satunya dengan hijab.

Kalau dirumuskan :
24:31 + 33:59 - 33:33

Keterangan:
An-Nur (24) ayat 31 → khimar/kerudung
Al-Ahzab (33) ayat 59 →jilbab
Al-Ahzab (33) ayat 33 →tabarruj

KHIMAR
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya... (QS. An-Nur: 31)

Jelas sekali bahwa dalam ayat tersebut Allah memerintahkan muslimah untuk mengulurkan kain kerudung atau khimar  sampai menutupi dada. Dan tidak menampakan perhiasan yang mereka miliki.

Hal ini justru terbalik dengan fashion dan gaya hijab pada zaman sekarang bukan? Dimana fashion selalu ingin memperlihatkan kecantikan, dan perhiasan-perhiasan yang dimiliki wanita. Justru Allah ingin kita menutup kecantikan dan perhiasan yang dimiliki muslimah tersebut.

Yakin deh kalo Allah sayang banget sama kita, apa-apa yang diperintahkan pasti hal tersebut baik untuk kita. Jadi setelah berhijab, jangan salah prioritas ya shalihat! ^^ karena kita masih sering lupa nih, kalau kerudung kita harus sampai nutupin dada, nggak dililit dileher doang gitu. Hehehe

JILBAB
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59)

Jilbab merupakan pakaian longgar yang muslimah harus gunakan untuk menutupi seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangannya. Jilbab merupakan ciri dan identitas dari seorang muslimah. Yang membedakannya dengan kaum kaum lain. Agar wanita tersebut mudah dikenali sebagai wanita muslim ya cirinya dengan berjilbab.

Lebih dari itu, jilbab merupakan bukti ketaatan seorang wanita muslim padaNya, serta sebagai pelindung agar tidak diganggu.

Based on my experience..
Suatu malam saya dan teman satu wisma akan mencari makan sekalian menghirup udara segar. Kami berjalan melewati barisan bapak-bapak tukang ojek dan pemuda yang sedang nongkrong di pos keamanan. Ketika kami melewati mereka, sontak mereka bersiul dan menggoda tidak jelas, bertanya hal-hal yang tak penting. Saat itu kami terus berjalan cepat berharap segera meninggalkan mereka.

Astaghfirullah..
Apa yang ada dibenak mereka, jujur risih dan takut sekali mendapat perlakuan seperti itu. Walau keluar malam hari kami kan wanita baik-baik.
Aku berfikir apa yang salah dengan kami. Lama sekali kejadian itu terus menghantui. Sampai-sampai aku enggan keluar wisma malam-malam lagi.

Di hari yang lain, pagi yang sangat cerah di sebuah alun-alun kota, aku berjalan bersama temanku mencari tempat duduk untuk bersantai, suasananya sangat ramai hingga sulit sekali mencari tempat berteduh. Hingga akhirnya ada sebuah pohon rindang yang terlihat sangat nyaman. Namun kami harus melewati 3 anak funk untuk sampai disana. Dengan sedikit rasa takut kami berjalan menyeberangi mereka, menunduk. Dag dig dug pokoknyaa..
Tiba-tiba sepersekian detik berikutnya..
Assalamu'alaikum bu haji..
anak-anak funk tersebut mengucap salam dengan antusias. Kami menjawab dengan sedikit ragu dan masih mempercepat langkah.

Terlepas dari niat mereka menggoda atau mencari perhatian kami, tapi saya pikir mereka sopan juga, nggak nyangka lah ngucap salam, mendoakan keselamatan. Berbeda sekali dengan pelaku an tukang ojek dan pemuda waktu itu.

Saya pun memutar kronologi waktu.
Malam itu saya mengenakan jeans, t-shirt dan jaket dengan kupluk menutupi kepala. Berbeda dengan pergi ke alun-alun kota. Berpakaian gamis, kerudung rapi, dengan ransel kecil menggelayut manis.
(Maafkan kamuflase ini yaa Allaah (-_-) )

Oh aku faham..
Ternyata hijab ini yang mengundang mereka sopan dan mengucap salam.
Dan ke-jahiliyah-an ku malam itu pula yang mengundang tukang ojek dan pemuda bersikap jahil..

Alhamdulillah 'ala kulli hal..
Ada pelajaran dari dua peristiwa tersebut.
Mudah-mudahan kita dimudahkan dalam berhijab. Yang mana hal tersebut sebagai cara kita menjaga, dan menyayangi diri, dan mempunyai keyakinan bahwa kita begitu istimewa dan berharga hingga harus dibalut dengan hijab syar'i.

TABARRUJ
Memakai khimar dan jilbab seorang tidak boleh berlebih-lebihan. Kerudung yang berlapis-lapis, bunga-bunga segala macem ditempel, berlilit-lilit, jilbab berwarna warni, beraksesoris yang, wow gliter-gliter, buricak-burinong kalo dalam bahasa sunda mah, hehehe...

hal itu justru menyusahkan kita dalam berhijab kan? Mengundang laki-laki untuk menengadahkan pandangannya, juga memuji penampilan kita, hingga muncul perkataan-perkataan :
"wah dia cantik sekali.."
"masyaAllaah indah sekali parasnya"

Nah loh.. Padahal kita harus membantu kaum adam menudukkan pandangan nya, karena menundukkan pandangan merupakan salah satu perintah Allah pada mereka.

Tabarruj merupakan perilaku berlebih-lebihan sesungguhnya perilaku tersebut adalah perilaku orang jahiliyah, kita tidak inginkan termasuk kaum jahiliyah?

"dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu..." (QS. Al-Ahzab: 33)

#KajianYukBerhijab

3 Model Anak dalam Perspektif Islam

PENYEJUK MATA
Pembeda (Al-Furqān):74 - Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Mempunyai anak yang baik, sholeh sholeha, berakhlak mulia merupakan dambaan setiap orang tua. Dia akan menjadi penghibur hati, menghapus lelah orang tua yang bekerja seharian. Menjumpai anak yang seperti ini dirumah yang nyaman dan penuh kehangatan tentu akan mempunyai efek yang positif untuk diri seseorang bahkan menghilangkan kepenatan yang melandanya.


PERHIASAN
Penghuni-penghuni gua (Al-Kahf):46 - Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.

Anak merupakan perhiasan kehidupan. Hidup seseorang akan lebih berharga, lebih berwarna ketika mendapati sosok anak di tengah-tengah keluarga. Orang tua akan berusaha memberikan pakaian dan perhiasan-perhiasan lainnya demi melihat anaknya bahagia dan tumbuh menjadi anak yang menawan. Dimata mereka kebahagian anak juga kebahagiaannya. Apalagi jika kemudian anaknya tumbuh menjadi anak yang shaleh shaleha, keinginan anak pasti akan selalu diusahakan orang tua, selagi keinginan itu bersifat positif dan berguna.


FITNAH
Hari dinampakkan kesalahan-kesalahan (At-Taghābun):15 - Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Semua anak terlahir suci, orang tuanya lah yang menjadikannya yahudi atau nasrani. Orang tua merupakan lingkungan pertama yang berinteraksi dengan anak. Sehingga kesalahan dalam mendidik anak di keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap anak tersebut. Bahkan penyimpangan yang dilakukan anak akan dihubungkan dengan orang tuanya.

Contoh ketika ada seorang anak mencuri, sudah pasti pertanyaan yang muncul dari masyarakat 'siapa sih orang tuanya?' Atau 'anak siapa sih dia?' Walaupun orang tua tidak pernah mengajarkan anaknya untuk mencuri sekalipun. Orang tua akan mendapatkan fitnah dan cobaan dari perbuatan yang dilakukan anaknya.


MUSUH
Hari dinampakkan kesalahan-kesalahan (At-Taghābun):14 - Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tak satu pun orang tua yang ingin menjadi musuh bagi anaknya, begitupun sebaliknya. Namun dekadensi moral pada dewasa kini, membuat apapun menjadi mungkin. Temasuk ketika anak dan orang tua menjadi musuh. Banyak sekali peristiwa yang bisa kita amati, seperti anak yang membunuh orang tuanya karena tidak dibelikan motor, anak yang menjebloskan orang tuanya ke penjara gara-gara harta waris. Miris.

Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh lingkungan, untuk itu penting sekali orang tua mengetahui teman bergaul, tempat bergaul dan kegiatan apa yang dilakukan anak. Jika anak dibebaskan begitu saja tanpa perhatian maka bisa saja anak terpengaruh oleh hal-hal negatif dari lingkungan tersebut.

Belajar dari seekor Katak

Malang memang nasib dua katak itu. Mereka terjatuh ke lubang yang dalam. Katak-katak lain hanya hanya bisa melihat dan iba kepada dua temannya itu. Mereka hanya bisa melihat, karena mereka tidak mungkin menolong. Lubang itu terlalu dalam.

Katak-katak itu berkata pada dua katak yang terjatuh tersebut untuk pasrah pada kematian. Cukuplah hari-hari yang mereka lalui sebagai kenangan dalam hidupnya. Karena, sebesar apapun usaha yang mereka lakukan, mereka tidak akan mampu menyelamatkan diri.

Kedua katak itu tidak mendengar seruan teman-temannya. Mereka terus meloncat-loncat ke atas. Namun usaha mereka sia-sia. Bersama dengan itu, katak-katak yang lain terus berkata agar mereka menghentikan usaha untuk naik ke atas. Mereka meminta kedua katak itu untuk menerima keadaan. Akhirnya, salah satu dari kedua katak itu pasrah dengan keadaan dan mati dalam kebisuan.

Namun, katak yang satu lagi pantang menyerah. Ia terus melompat dan melompat. Lagi-lagi katak-katak yang ada diatas menyerunya untuk menyerah dan menerima kematian dengan tenang. Akan tetapi, ia tidak menghiraukannya dan terus berusaha menyelamatkan diri dengan melompat-lompat. Akhirnya, tak ada yang menyangka, ia bisa sampai juga ke tepi lubang dan selamat. Ia berhasil meraih kebebasannya, setelah semua katak menyangka dirinya tinggal menjemput kematian.

Semua katak yang ada mengerumuni katak yang selamat itu. Mereka bertanya kepadanya dengan penuh keheranan. Alangkah hebat usaha ynag ia lakukan! Bagaimana ia bisa baik ke atas? Bagaimana ia tahu ia akan selamat.

Katak yang selamat itu menceritakan kepada teman-temannya bahwa ia memiliki sedikit gangguan dalam pendengaran. Ia tidak bisa mendengar dengan baik apa ynag mereka teriakkan saat dirinya berada di dasar lubang.

Seruan katak-katak itu malah dianggapnya sebagai penyemangat terhadap dirinya, juga sebagai peringatan agar dirinya tidak putus asa. Ia mengaku bahwa itulah ynag memberikan dorongan besar kepada dirinya untuk terus berusaha menyelamatkan diri.

#HalaqahCinta206

Kepompong Ramadhan

Semua amal anak Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali shaum. Maka sesungguhnya shaum itu semata-mata untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. (HR. Bukhari Muslim)

Pernahkan anda melihat seekor ulat bulu? Bagi kebanyakan orang, ulat bulu memang menjijikkan bahkan menakutkan. Tapi tahukah anda kalah masa hidup seekor ulat bulu ini ternyata tidak lama. Pada saatnya nanti ia akan mengalami fase dimana ia harus masuk ke dalam melompong selama beberapa haru. Setelah itu ia pun akan keluar dalam wujud lain. Ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah. Jika sudah berbentuk demikian, siapa yang tidak menyukai kupu-kupu dengan sayapnya yang beraneka hiasan alami? Sebagian orang bahkan mungkin mencari dan kemudian mengoleksinya sebagai hobi (hiasan) ataupun untuk keperluan ilmu pengetahuan.

Semua proses itu memperlihatkan tanda-tanda Kemahabesaran Allah. Menandakan betapa teramat mudahnya bagi Allah Azza wa Jalla, mengubah segala sesuatu dari hal yang senang memandangnya. Semua itu berjalan melalui suatu proses perubahan yang sudah diatur dan aturannya pun ditentukan oleh Allah, baik dalam bentuk aturan atau hukum alam (sunatullah) maupun berdasarkan hukum ynag disyariatkan kepada manusia yakni Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Jika proses metamorfosa pada ulat ini
diterjemahkan kedalam kehidupan manusia, maka saat dimana manusia dapat menjelma menjadi insan yang jauh lebih indah, momen yang paling tepat untuk terlahir kembali adalah ketika memasuki Ramadhan. Bila kita masuk kedalam 'kepompong' Ramadhan, lalu segala aktivitas kita cocok dengan ketentuan-ketentuan 'metamorfosa' dari Allah, niscaya akan mendapatkan hasil yang mencengangkan yakni manusia yang berderajat muttaqin, yang memiliki akhlak yang indah dan memesona.

Dikutip dari IQRA Club Ciamis 1434 H

Kamis, 02 Juni 2016

Kasih Sayang dalam Pedagogik Pendidikan Dasar

KASIH SAYANG DALAM PEDAGOGIK PENDIDIKAN DASAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur dari Mata Kuliah Pedagogik Pendidikan Dasar
Dosen Pengampu : Drs. H. Mustopa Kamal, M.Pd
Logo IAID.jpg
Disusun oleh :
Nama
: Rani Nurmalasari
NPM
: 14.07.0518
Prodi/Semester
: PGMI/ IV B

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID) CIAMIS
JAWA BARAT
2016


KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, serta puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kasih Sayang dalam Pedagogik Pendidikan Dasar” Makalah ini disusun sebagai tugas terstruktur pada mata kuliah Pedagogik Pendidikan Dasar
Dalam penulisan makalah ini, saya sepenuhnya menyadari bahwa masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya selaku penulis. Namun, berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada Drs. H. Mustopa Kamal, M.Pd. selaku dosen pengampu. Serta pihak-pihak lain yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Selanjutnya, saya hanya dapat menyerahkan kepada Allah SWT yang akan membalas segala kebaikan yang telah diberikan dengan balasan setimpal bahkan berlipat ganda.
Akhirnya saya haturkan permohonan maaf yang setulus-tulusnya jika dalam penulisan makalah ini ada hal-hal yang tidak berkenan.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi semua pihak. Aamiin.


Mei, 2016
Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Dalam kagiatan pendidikan guru sudah seharusnya mengemas proses pendidikan tersebut dengan sangat baik, sehingga kegiatan pembelajaran dapat meninggalkan kesan kebermaknaan dalam diri peserta didik. Kebermaknaan pembelajaran yang dialami peserta didik akan mengakibatkan pada indikasi pencapaian tujuan pendidikan. Kebermaknaan pembelajaran tersebut harus didampingi guru yang mempunyai kasih sayang dalam dirinya. Kasih sayang yang diberikan oleh guru akan membuat peserta didik mudah dalam mengikuti langkah-langkah belajar, berbeda dengan guru yang dictator terhadap peserta didiknya, yang justru ketidak hadiran guru tersebut lebih diharapkan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kasih sayang?
2.      Bagaimana kasih sayang dalam Pedagogik Pendidikan Dasar?
3.      Bagaimana akibat kasih sayang yang berlebihan untuk anak?

C.    Tujuan
1.      Apa Pengertian kasih sayang?
2.      Bagaimana kasih sayang dalam Pedagogik Pendidikan Dasar?
3.      Bagaimana akibat kasih sayang yang berlebihan untuk anak?

4.      Metodelogi
            Makalah ini disusun dengan metode Analisis, yaitu metode telaah buku dan sumber informasi yang dianggap relevan dengan materi pembahasan.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kasih Sayang
            Kasih sayang merupakan pola hubungan yang unik diantara dua orang manusia atau lebih. Pola hubungan ini ditandai dengan adanya perasaan sayang, saling mengasihi, saling mencintai, saling memperhatikan dan saling memberi. (Kamal: 86).
            Anak sangat peka dengan perasaan orang lain terhadapnya. Anak-anak yang dibesarkan dalam limpahan kasih sayang, akan tumbuh menjadi anak mandiri dan kuat. Kasih sayang tersebut akan mempengaruhi kesehatan fisik maupun rohani. Anak-anak yang kenyang kasih sayang orang tuanya, tubuhnya akan lebih sehat dari anak-anak yang kurang mendapat kasih sayang. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan anak dimasa yang akan datang, termasuk jika telah meenempuh hidup berkeluarga. (Kamal: 86)
            Sudah pasti orang tua yang sangat menyayangi anaknya tentu akan memberikan segala apa yang terbaik, memperhatikan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh anaknya. Termasuk mereka akan memberikan asupan gizi dan nutrisi yang seimbang dalam membantu pertumbuhannya, tak lupa orang tua juga akan sangat memperhatikan perkembangan mental anak sesuai usianya. Sehingga seorang anak yang menerima kasih sayang yang cukup dari orang tuanya akan tumbuh menjadi anak yang sehat fisik maupun rohaninya.
            Berbeda dengan anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut mungkin tidak akan begitu diperhatikan oleh orang tuanya. Sehingga keseatan fisik dan rohaninya juga tidak tumbuh dan berkembang dengan baik.
B.     Kasih Sayang dalam Pedagogik Pendidikan Dasar          
            Dalam proses pendidikan disekolah, dimana peran orang tua digantikan oleh pendidik atau guru, pola hubungan pendidik perlu dilandasi oleh kasih sayang dari para pendidik kepada terdidik, agar terjalin ikatan perasaan yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan. (Kamal: 86)
            Guru merupakan orang tua di sekolah, sehingga selain mereka berkewajiban mengajarkan ilmu pengetahuan dia akan menjadi pendidik muridnya. Perbedaan dari mengajar dan mendidik adalah, mengajar hanya melakukan pemberian ilmu pengetahuan, sedangkan mendidik itu lebih kepada pemberian nilai-nilai kehidupan. Sehingga seorang guru tidak hanya melakukan transfer of knowledge tapi juga transfer of value. Oleh karena itu pola hubungan guru dengan murid perlu dilandasi oleh kasih sayang sebagaimana orang tua mendidik anaknya. Agar tujuan pembelajaran dan pendidikan dalam jalur formal ini dapat mencapai tujuannya dengan maksimal.
            Marilah kita bercermin kepada sosok agung dan mulia, Rasulullah Muhammad saw. beliau adalah figur yang paling sukses dalam mendidik manusia. Bukan hanya berhasil mengubah manusia tidak tahu menjadi tahu, namun beliau bahkan membuat manusia keluar dari masa kegelapan menuju peradaban yang cemerlang. Rasul melandasi setiap gerak-langkanya dengan cinta. (Munir: 5)
Allah SWT. berfirman :
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut teradap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berate kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu”. (Q.S. Ali Imraan [3]: 159)
            Nabi Muhammad saw. adalah Nabi dan Rasul yang diutus Allah swt. sebagai penerang alam semesta, sebagai peneerima wahyu Alla swt. untuk kemudian menerangi seluruh alam, sehingga umat manusia dapat terbebas dari kegelapan dan kebodohan. Dengan didikan yang dicanangkan Rasullullah saw. maka umat manusia khususnya umat Islam dapat terbebas dari zaman zahiliyyah. Seperti yang dijelaskan dalam surah Ali Imran ayat 159, didikan yang dilakukan Rasulullah saw. dilakukan dengan perilaku lemah lembut penuh kasih sayang. Jika sekiranya Rasullullah saw. mengajarkan dan mendidik umat dengan keras dan berlaku kasar, maka tidak akan ada yang ingin mengikuti dan mempelajari Islam.
            Seperti yang kita ketahui Rasulullah saw. memberi gelar kepada pengikut-pengikutnya sebagai ‘sahabat’, mereka merupakan orang-orang yang pertama dalam memeluk Islam dan yang mempunyai dedikasi terhadap berkembangnya Islam. Sempatkah kita berfikir mengapa mereka di sebut sebagai ‘sahabat’ Rasulullah saw. bukan sebagai murid contohnya.
            Hal tersebut merupakan bukti bahwa Rasulullah mencontohkan sikap kasih sayang, dan rendah hati, beliau tidak menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya, dan tidak menganggap yang lain lebih rendah kedudukannya.
            Walaupun Muhammad saw. adalah seorang nabi dan utusan Allah swt, beliau tetap saja seorang manusia biasa. Hal ini mengandung makna bawa sikap, perilaku, maupun karakter beliau dapat ditiru. Selanjutnya mengenai karakter dunia dakwah dan pendidikan, dapat dilihat bahwa keduanya sama. Sebab baik dakwah maupun pendidikan bertujuan untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan umat manusia. Dengan demikian, sangatlah tepat bila seorang guru menjadikan Rasul sebagai teladan dalam dakwah dan pendidikan (Munir: 6-7) 
            Tentu walaupun Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah swt. beliau tetap saja manusia. Jadi sifat-sifat beliau bisa kita contoh dan menjadikannya sebagai tauladan, terutama dalam meendidik anak. Pendidikan secara umum bertujuan untuk mempengaruhi, membimbing, dan mengarahkan.
            Sejalan dengan itu dalam sisi pendidikan dasar, pedagogik merupakan ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke ara tujuan tertentu, yaitu supaya dia kelak mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupya. Singkatnya pedagogic merupakan ilmu mendidik anak.
            Mendidik dengan berlandaskan cinta akan berefek pada bertambahnya kepercayaan masyarakat kepada guru dan jga terhadap sekolah. Sebab bila anak dididik dengan penuh rasa cinta, kasih dan sayang, didalam dirinya akan tumbuh sifat-sifat positif, seperti kepercayaan diri yang tinggi, berani, dan tidak mudah patah semangat. (Munir: 49)
            Untuk menumbuhkan dan merawat kasih sayang, dibutukan kiat-kiat khusus. Kiat-kiat ini akan menentukan kualitas hubungan antara guru dengan siswa. Hubungan yang berkualitas akan menghasilkan keselarasan (harmoni). Sebaliknya, hubungan ynag buruk kan menimbulkan kekacauan (disharmoni). Guru perlu mencoba banyak cara ntuk memoles dan mewarnai hubungannya dengan anak. Sebab, ada berbagai karakter anak. Misalnya ada anak yang suka diberi adiah, tapi belum tentu suka jika diberi pujian. Demikian juga, ada anak yang mungkin lebih suka ditemani mengobrol ketimbang dibantu pekerjaannya. Itu semua menegaskan bahwa guru harus mancari cara-cara khusus yang disukai anak. (Munir: 51)
            Ada beberapa riwayat yang dapat kita jadikan rujukan tentang bagaimana Rasululla saw. tatkala berinteraksi dengan anak-anak. Dalam berkomunikasi dengan anak-anak, Rasul juga selalu berupaya mengistimewakan mereka, bahkan pernah pula bermain peran dengan anak-anak itu. Seebagai contoh, suatu ketika Rasulullah saw. menggendong Hasan dan Husain di atas pundak beliau, sambil berucap:
“Sebaik-baik penunggang kuda adalah mereka berdua, dan ayah mereka lebih baik dari mereka”. (H.R. Tabrani)
            Dalam cerita itu, Rasulullah saw. beermain peran bersama Hasan dan Husain. Beliau memerankan diri sebagai kuda, dan kedua cucu beliau sebagai penunggangnya. Ada juga riwayat lain yang menggambarkan bagaimana Rasulullah saw. bersedia mengistimewakan anak-anak.
Abdullah bin Ja’far berkata, “Apabila datang dari bepergian, Rasulullah saw. biasa disambut anak-anak kecil dari Ahlul Bait beliau,”Abdullah berkata (lagi), ‘ketika Nabi membawa saya di depan beliau. Kemudian, datang salah satu anak Fatimah (Hasan dan Husain), lalu Nabi Muhammad membonceng dia dibelakang beliau. “Abdullah berkata (lagi), “lalu kami bertiga naik kendaraan memasuki kota Madinah.” (H.R. Muslim)
            Abdullah bin Ja’far adala putra paman Rasulullah saw. Ja’far bin Abi Thalib. Kenapa Abdullah bisa bercerita tantang pengalaman dimasa kecilnya itu, dan sama sekali tidak melupakannya? Padahal, kejadian itu sudah sangat lama. Tentu hal itu disebabkan oleh kesan yang begitu kuat dan mendalam tentang kehangatan sikap Rasulullah tatkala bercengkrama dengan anak-anak, termasuk dirinya. Dapat dibayangkan, Rasulullah saw. adalah sosok agung dengan kedudukan terhormat dan kesibukkan yang luar biasa. Namun, beliau masih menyempatkan diri untuk meembonceeng anak-anak berkeliling kota Madinah dengan kuda beliau. (Munir: 54)
            Dalam mendidik anak, seorang guru juga perlu mempunyai rasa empati. Empati adalah sikap membayangkan diri sendiri berada pada posisi orang lain. Prinsipnya adalah berbaik sangka (husnuzan), tanpa rasa curiga. Sikap empati sangat dibutukan oleh semua guru, terutama guru di sekolah dasar. Mengapa? Dibanding argument anak usia SMA, argument anak SD lebih membutukan empati yang tinggi. Faktanya demikian, sebab dunia anak SMA sudah lebih dekat degan dunia orang dewwasa. Karenanya, ucapan ereka pun lebih mudah dimengerti oleeh guru. Akan tetapi, anak SD sungguh jauh berbeda. Dunia anak SD adalah dunia anak-anak dengan segudang tata nilai tersendiri, yang tidak sama persis dengan tata nilai orang dewasa. Ini lah yang membuat empati sangat dibutukan. Guru harus lebih masuk kedalam alam pikiran mereka terlebih dahulu, sebelum kemudian memahami motifnya, lantas mengambil satu keputusan. (Munir: 20-21)
C.    Akibat Kasih Sayang yang berlebihan       
            Kasih sayang orang tua memang penting, tetapi kalau terlalu berlebihan akan mendatangkan akibat yang tidak diharapkan. Kasih sayang itu seperti air atau makanan. Jika diberikan dengan ukuran yang tepat dan dengan jumlah yang tepat pula, maka akan memberikan hasil yang maksimal. Kalau tidak demikian, akan berubah menjadi sesuatu yang tidak baik. Kasih sayang yang terlalu berlebihan untuk anak adalah penghianatan. (Kamal: 86)
            Anak-anak bukanlah mainan orang tua, tetapi ia dalam manusia yang masih kecil yang harus didik untuk menyongsong masa depannya. Orang tua harus sadar bahwa suatu hari mereka akan lepas dari bimbingan orang tua. Anak-anak tidak selamanya menjadi anak-anak, mereka akan tumbuh menjadi dewasa dan harus bergaul dalam kehidupan sosial, akan mengalami hal-hal yang menyenangkan, menyedikan, meenyengsarakan dan membahagiakan. (Kamal: 87)
            Sebagai orang tua yang baik, mereka harus mempersiapkan sesuatu untuk masa depan anak-anak mereka. Mereka harus mempersiapkan sesuatu untuk masa depan anak-anak mereka. Mereka harus dididik agar menjadi mausia yang tangguh dihari esok. Jangan membiarkan mereka menjadi anak-anak yang tidak berdaya, lemah dan selalu mengiba-iba uluran tangan orang lain. (Kamal: 87)
Akibat negative kasih sayang yang berlebihan antara lain:
a.       Ingin selalu diperlakukan istimewa. Sifat-sifat otoriter dalam diri anak akan semakin mekar ketika orang tua selalu memenuhi keinginan-keinginannya. Benih-benih kediktatoran akan semakin bersemi dalam dirinya. Ketika hidup ditengah-tengah masyarakat, ia menginginkan agar semua orang memperlakukan dirinya seperti orang tuanya dulu melayani dirinya. Manusia seperti itu akan mudah patah arang, kalau keinginannya tidak ada yang memperhatikan dan tidak memperoleh simpati orang lain.
b.      Akan mengalami masalah dalam kehidupan rumah tangganya kelak. Ia akan meminta dilayani isterinya secara sempurna dan suka memperlakukan isterinya itu seperti pembantu yang harus tunnduk dengan perintahnya. Anak-anak yang dibesarkan dalam asuhan seperti itu akan jadi anak-anak yang sangat rentan dengan masalah, kehilangan kepercayaan diri, tidak mau megambil resiko, tidak mau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan selalu mengharapkan uluran tangan orang lain.
c.       Tidak mau mengembangkan diri karena merasa cukup dengan apa yang diterimanya. Orang tuanya telah memenuhi segala keinginannya, pujian dan segalanya menjadi gambaran semu dirinya. Anak akan kehilangan realitas dirinya.
d.      Akan tumbuh menjadi manusia yang sombong, dan suka memaksakan kehendak sendiri. (Kamal: 87)
            Peranan kasih sayang dalam pendidikan disekolah, merupakan bagian yang tak terpisakan dalam membentuk sikap, kepribadian dan perilaku anak disamping peran keluarga dan masyarakat. Banyak peran yang semestinya dilakukan oleh pendidik dalam menjalankan proses pendidikan, diantaranya:
a.       Pendidik sebagai pembimbing
b.      Pendidik sebagai pembentuk kepribadian
c.       Pendidik sebagai tempat perlindungan
d.      Pendidik sebagai figure tauladan
e.       Pendidik sebagai sumber pengetahuan (Kamal: 88)



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
            Kasih sayang merupakan pola hubungan yang unik diantara dua orang manusia atau lebih. Pola hubungan ini ditandai dengan adanya perasaan sayang, saling mengasihi, saling mencintai, saling memperhatikan dan saling memberi. (Kamal: 86).
            Dalam proses pendidikan disekolah, dimana peran orang tua digantikan oleh pendidik atau guru, pola hubungan pendidik perlu dilandasi oleh kasih sayang dari para pendidik kepada terdidik, agar terjalin ikatan perasaan yang dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan. (Kamal: 86)
Akibat negative kasih sayang yang berlebihan antara lain:
a.       Ingin selalu diperlakukan istimewa
b.      Akan mengalami masalah dalam kehidupan rumah tangganya kelak.
c.       Tidak mau mengembangkan diri karena merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
d.      Akan tumbuh menjadi manusia yang sombong, dan suka memaksakan kehendak sendiri. (Kamal: 87)



DAFTAR PUSTAKA
Kamal, Mustopa. Pedagogik Pendidikan Dasar. 2016. Ciamis : Fakultas     Tarbiyyah Institut Agama Islam Darussalam.

Munir, Abdullah. Spiritual Teaching. 2007.  Yogyakarta: Pustaka Insan Madani