Sabar dan Ikhlas
Hari ini aku menemukan satu sudut pandang berbeda dalam kehidupan. Kebahagiaan adalah ketika kita bisa membahagiakan orang lain. Ya memang seperti itu kita mengenal teorinya. Tapi, sedikit sekali yang mengerti, memahami, bahwa ketika ketiadaan sabar dan ikhlas semuanya sia-sia. Dan harus ada yang dikorbankan dalam hal ini, tak mungkin tidak.
Sebelum detik ini, aku bisa mengatakan bahwa selalu saja aku yang mengalah. Dan tanya yang menggema berirama, mengapa aku yang ada di situasi kalut ini. Namun, aku salah, terhitung sampai saat ini, sabar ku hanya sedikit, ikhlas ku? Bahkan hanya setitik. Hanya setitik dari hamparan kasih sayang Allah pada ku selama ini.
Sebelum detik ini, aku dibutakan ego semata. Berfikir bahwa inilah yang terbaik, keputusanku lah yang terbaik. Aku lupa, ada kekuasaan Allah yang menghendakinya. Menghendaki keberadaan ku sampai detik ini, pada situasi seperti ini. Dan tentu bukan tanpa alasan. Allah, Kau telah memilih ku, memilih untuk menguji ku, dengan drama yang bertahun-tahun aku saksikan tanpa sekat kaca. Kau tau bahwa aku kuat, maka izin kan aku mengembalikan semua tawa hangat dibalik dinding drama itu. Terus bimbing aku, membawa cahaya pada kalbu-kalbu nya. Dengan cara yang berbeda. Yang membedakan ku dengan mereka dalam memutuskan kekalutan ini dengan bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar