1. Dengan TAULADAN
Anak adalah peniru yang ulung. Dia akan merekam, mengingat dan mempraktikkan apa yang dilihat didengar dan diperbuat dari orang sekelilingnya. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tontonan, lingkungan dan tingkah orang-orang terdekat anak.
*hindari tontonan yang tidak memberikan tuntunan (film, sinetron dll).
Jika terlanjur anak menyaksikan suatu yang salah, maka katakanlah bahwa itu tindakan kurang baik, dan beri arahan agar dia melakukan hal lain yang lebih baik.
Bimbing dan sediakan jam khusus untuk menonton televisi, bisa juga berikan DVD berisi lagu, film edukasi, agar tontonan lebih terarah.
Karena anak peniru yang handal, maka mudah sekali ketika ingin mendidik habbit atau kebiasaan baik pada anak. Kita hanya perlu memberi contoh.
Misalkan ketika ingin menerapkan shalat tepat waktu. Maka orang tua harus mencontohkan dan menjadi tauladan.
Bila sedang menonton televisi coba matikan dahulu tv nya saat adzan, ingatkan waktu shalat telah datang dan ajak anak berwudhu kemudian sholat. Jangan memerintahkan anak sholat, sedangkan orangtua malah asyik dengan rutinitas nya. Hal itu akan mempengaruhi kewibawaan orang tua di depan anak. Dan jangan harap anak dapat menuruti perintahnya.
2. Dengan NASIHAT,
Cara men-tarbiyyah yang selanjutnya adalah dengan nasihat. Nasihat merupakan cara tradisional yang sudah secara turun-temurun orang tua praktikkan dalam mendidik anak. Namun yang perlu di tekankan dalam hal ini. Orangtua harus mengetahui kapan seharusnya menasihati anak. Pilihlah waktu yang tepat.
Waktu menasihati anak :
*ketika anak akan dan bangun tidur
Ketika anak dalam ambang bawah sadar anak akan mudah menerima masukan dan nasihat.
Perhatian!
hindari kata-kata negatif "jangan nakal", "jangan malas", dsb.
Ganti dengan "kamu harus rajin", "kamu kan anak pintar" dsb.
*Ketika mood anak sedang baik
Contohnya ketika anak gembira, sudah melakukan kebaikan, mendapat hadiah, atau prestasi di sekolah, dsb.
*saat rutinitas sederhana
Saat makan, mandi, baca buku, atau sekedar berjalan. Ajak bicara anak, tanya apa aktivitas seharian, dan apa yang membuatnya bahagia hari ini. Kemudian berikan nasihat nasihat yang berkaitan dengan aktivitasnya hari itu.
Jangan menasihati anak:
*ketika anak baru melakukan kesalahan
*ketika mood anak yang buruk
*dengan mengungkit berlebihan kesalahan anak
3. dengan ancaman
Ancaman merupakan hal yang kurang baik, tak jarang justru akan menimbulkan masalah bagi anak.
Akan tetapi jika dilakukan tak berlebihan. Dan menggunakan pilihan bahasa serta penyampaian yang tepat, sebuah ancaman akan memberikan satu pemahaman anak bahwa apa yang dilakukan itu salah. Jadi ancaman bisa dilakukan ketika anak telah melakukan kesalahan yang bahkan berulang.
Contohnya:
Ketika anak terus menerus menyakiti adik atau teman nya. Maka orang tua bisa berkata mainan nya akan diambil, dan tidak diberikan lagi. Atau tidak boleh membeli ice cream lagi.
*hanya barang, dan sesuatu yang anak sukai yang boleh menjadi bahan ancaman. Jangan berlebihan (akan menguncinya diluar rumah, apalagi mengusirnya dsb) hal itu justru akan membuat anak tertekan dan takut.
Uraian diatas hanya sedikit dari berbagai cara mendidik (tarbiyyah)
anak. Namun yang pasti, mendidik anak butuh ilmu, kesabaran, dan keberlanjutan. Tak lupa selalu berdoa karena anak adalah titipan dari-Nya.
BISNIS DAN KARIR GAGAL BISA DIULANG. NAMUN MENDIDIK ANAK, TIDAK BISA TERULANG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar