Ditemani suara hening malam, ah apa yang harus aku tuangkan? Tentu banyak banyak banyak hal penting terjadi selama ini. Telah cukup membuat pemikiranku carut marut. Bercabang kesegala bidang.
Yang aku tau. Oh begini nyatanya hidup. Masih keras dunia yang bahkan usianya yang hampir tutup.
Kerja dikerjain.
Yaa.. banyak yang pintar tapi membodohi.
Jujur dikhianatin.
Yaa.. yaa.. kejujuran. Hal yang mahal diwariskan, sulit ditanamkan, dan dibiasakan.
***
Mau pinjam referensi dari perpustakaan, katanya referensi itu tak boleh dibawa ke rumah. Yasudahlah dibaca sekilas saja. Seminggu kemudian datang untuk kembali melihat referensi tersebut, lucu sekali, hampir semua referensi terbitan tahun terbaru itu hilang dari perpustakaan. Katanya dipinjam secara ilegal. Curang pikirku. Untuk apa petugas perpustakaan, untuk apa aturan? Jika kejujuran sekecil itu diabaikan. Katanya jugaa, jgn aneh pinjam ilegal ini sudah jadi warisan tahun ketahun. Apaapaan. 😑
***
Ada orang yang masih diam jika sebagian haknya tidak kau tunaikan tidak terganti dan terbayarkan. Diam bukan berarti tidak tau.
Karena kelak bukan dia (yang diam) yang akan memperhitungkan kesalahanmu, tapi DIA.
Kok gini yaa..
Hidup seakan2 demi uang. Iya uang memang dibutuhkan tapii.. masa iya sampai nipu2 orang. Nyikut, curang..
Ada yang teriak paling benci orang, tapi disaat lain justru berkawan? Asas pemanfaatan. Jangan sampai makanyaa kalo benci yang wajar, kalo cinta juga yang wajar2 saja.. apalagi cintanya belum halal. #absurd
***
Another day.
Flashback on.
Minggu 2 pekan lalu.. pukul 9 pagi lebih saat asyik2nya berkecimpung dengan pekerjaan domestik mingguan (baca saja nyuci), tiba2 telpon berbunyi.. "Beloved" begitu pemanggilnya tertera dilayar handphone. Saat itu juga tetiba air wajahku berubah, sumbringah. Mantap melangkah walau dengan daster berkibar indah, menjemput cintah.. eaa..
Kebiasaan memang, dia senang sekali memberiku kejutan, pulang nggak bilang2. Mending kalo rumah sedang terkondisikan. 😂
Kukecup punggung tangannya mengharap berkah.. mamaah..
Segala makanan dia bawa, tau banget udah lama aku nggak re-stock makanan dikulkas.
Lalu hari2ku berlalu dengan indah dan manjah.. 😄
Yaa walau begitu tetap saja sih kadang ada hari yang sangat disesalkan, pagi2 kelupaan. Kebiasaan hidup sendiri nggak ngeuh harus ada yg diladeni, lupa nggak masak air, padahal mamah wajib banget ngopi pagi.. lupa nggak masak nasi nyiapin sarapan (karena kalo udah dikejar deadline makan pun kadang minta aja ke kepala suku, karena nggak sempet masak).
Alhasil mamah lagi mamah lagi yang siapin makan.. duhh malu.
Malu, kalo aku pulang 'bertugas'. Rumah udah beres, bersih, cucian udah dijemuran, makanan terhidang. Siapa lagi kalo bukan mamah yang mengerjakan.
Karena kalo mamah lihat aku nggak sarapan misalnya, dia khawatir banget.. maksa2 makan..
"maah.. I'm ok. Udah biasa."
Kalo mamah lihat aku lembur ngambil tugas sekolah dikerjain dirumah terus tau kan berapa tuh upahnya. Nggak jarang dia bilang..
"Neng udah dong berhenti aja (kerjanya) gaji nggak sebanding sama capenya." 😯
Kali ini bukan sekedar itu maknanya. Aku tau, artinya mamah meminta 'waktu', ditemani.
Jadilah aku ingat kembali, pada kejadian lalu, saat aku sering datang siang ke kampus, karena menyiapkan ini itu untuk mamah.. dan percaya tidak? Banyak keajaiban saat aku mengutamakan mamah. Sering dosen nggak pada masuk saat itu, karena alasan mendesak dan mendadak. Allaahu akbar.. lirihku..
Ini no hoax yaa.. nyata banget. 😁
Dan kali ini pun sama; Mamah tetap porsi utama.
Hari2nya kulalui mendengarkan curhat mamah.. tidak sedikit cerita itu kudengar berulang2, tak apa..
Kudengar harapan2nya..
Kuberi secangkir kopi, teh, dan biskuit.. sekedar memijit tangan dan kakinya, kupandangi wajahnya lekat2 yang menampakkan kerutan. Kelelahan.
Aku berpikir, apa yang bisa kulakukan?
Untuk membayar semua pengorbanan dan perjuangannya untuku selama ini.
"Wanita hebatku. Malaikat tak bersayapku. Pelindungku.
Aku tak bisa memberi apapun padamu. Aku hanya meminta pada Allaah, untuk menjagamu, dimanapun kau berada. Menempatkanmu kelak disyurgaNya."
Perlu kita tahu. Bahwa memang ibu kita sering berlaku curang.
Pernah suatu hari, aku dan mama pergi ke perantauan saat libur semester. Setibanya di terminal kami langsung naik taxi sampai depan gang rumah.
Tapi mamah curang, saat masa liburku habis dia antar aku hanya sampai ke terminal, menggunakan taxi juga. Haru sekali rasanya. Aku mendapat lambaian tangannya saat bis yang kunaiki beranjak kembali ke kampung halaman.
Lalu curangnya, mamah pulang lagi ke rumah dengan menaiki bis metromini dan kopaja. Biar apa coba. Alasannya mamah takut naik taxi sendiri, mendingan naik bis saja. #ngebombay. apa benar seperti itu? Taxi dan bis metromini? Biaya transportnya jauh beda begitupun kenyamanannya. Belum lagi transitnya, 2x bis. 😟
Mamah selalu memberiku yang terbaik dan mengorbankan dirinya. Aku tau ongkos taxinya untuk bekalku diperjalanan. Bukan semata mamah takut naik taxi sendirian.
Melankolis.. 😭
Sekarang. Aku (masih) LDR-an. Bahkan liburan beberapa semester ini aku tak bisa menemani mamah karena tugas honor ku. Biasanya.. pas mau Ramadhan gini belanja bareng ke Tanabang belanja kodian, buat THR'an.
Oke terlalu jauh flashback nya.
Sekarang aku LDR lagi. Setelah 2 pekan dia menemani pasir waktuku dengan indah. Kini waktunya aku berlelah (menahan rindu).
Mamah berangkat lagi diantar kakak laki2ku sampai pol b*diman. Beraat nih hati. Rasanya ingin membersamai. 😢
Kutebak dari terminal kampung rambutan dia menaiki bis metromini dan kopaja lagi untuk sampai ke tempat tujuan.
***
Pokoknya yang hidupnya masih satu atap dengan orangtua, maksimalkan ya pengabdiannga. Sebab mereka adalah salah satu pintu syurga, kita bisa mengambilnya atau menyianyiakannya.
Yang LDR-an banyakin doa saja. Semoga mereka diberi penjagaan olehNya dimanapun berada. Aamiin. ☺
Tidak ada komentar:
Posting Komentar