Setiap orang punya cara tersendiri untuk berbagi. Dan setiap tulisan punya cerita yang berarti.
Total Tayangan Halaman
Minggu, 23 Desember 2018
Ujian Penguji Keimanan
Mengudaralah tanpa menenggelamkan. Bahagialah tanpa menyakiti perasaan (orang lain).
Menyakiti, Kadang ini yang tak tersadari diri, memaksa orang lain berusaha menyabari (tingkah kita).
Tapi kita memang tak bisa membahagiakan banyak orang. Namun bisa berusaha tak menyakiti walau seorang. Jikapun ada, semisal karenamu dia terluka, jawabannya, kau menjadi ujian baginya.
Sebab jika bukan dia yang mengujimu, kau yang akan jadi pengujinya, itulah hidup. Tenanglah sejauh ini Dia tetap pemegang skenario ujiannya. Ujian itu Cinta. Ujian itu kuatkan kita.
Ya, ujian itu cinta, sebab bagaimana Allaah tau kesungguhan imanmu jika Dia tak mengujimu?
Ya, ujian itu kuatkan kita, bagaimana tidak, adanya ia bagai beban yang harus diterima.
Ya, semua tau Dia takkan memberi beban diluar kemampuan (setiap hamba).
Dan lagi, beban dan ujian setiap orang akan berbeda. Tergantung apa yg kurang/ingin ditingkatkan dari personality (hamba)Nya. Jika kurang sabar, akan diberi uji kesabaran.
Indah bukan?
Mungkin diri kurang sabar. Mungkin diri tak sadar, diri pernah terlalu kasar. Mungkin mungkin dan mungkin.
Untuk itu dihadirkanlah ujian-ujian yang tak jarang Allaah menjadikan orang lain sebagai "alat"/instrumen pengujinya.
Jika (merasa) diuji berterimakasihlah, sebab ini yang membuatmu mendewasa. Jika (sadar) telah menguji, meminta maaflah sebab mungkin telah mengukir luka.
Apa dan bagaimanapun ini adalah SkenarioNya.
Dengan lisan mudah mengucap maaf dan terimaksih, semoga hati menjadi bersih.
***
Tetapi ada juga. Selain untuk meningkatkan kualitas hamba, ujian pun menjadi tolak ukur dan legalitas seseorang untuk menyandang satu gelar kehormatan. Dia diuji bukan lagi sekedar untuk meningkatkan kualitas diri, tapi legalitas untuk menyandang gelar ke-imanan.
Seperti ujian yang diberikan pada hamba-hamba pilihan. Yang akan menyandang gelar kenabian. Atau pada hamba pilihan, dari hamba-hamba yang beriman (lainnya). Kaukah mungkin salah satunya?
***
[17/9 1:26 PM]
Sebagaimana Nabi Ibrahim mencintai kebenaran, dia telah diuji;
1. cinta kebenarannya
berkaitan dengan keyakinan beliau pada kebenaran firmanNya.
2. kebenaran cintanya
berkaitan dengan kecintaan pada anaknya, Ismail, yang mana kecintaan ini adalah cinta yang didasari kebenaran, cinta karena Allaah semata.
Dan ketika firman Allaah (untuk menyembelih Ismail) turun, kemudian seketika itu Ibrahim taat sebab kecintaannya pada kebenaran. Maka saat itupula dia lulus dari ujian tersebut. Lalu apa balasannya?
*Ismail dan Allaah tetap bersamanya.*
Atau manakala Rasulullah diberi gelar al-amin sebab kejujurannya.
Kemudian beliau diuji saat diberi wahyu.
Dan untuk menyampaikan wahyu pada kaumnya, dusta, pembawa berita bohong, bahkan tukang sihir jadi tuduhan baginya.
Tapi lagi-lagi ini ujian, untuk orang pilihan dan khusus (untuk Nabi Muhammad sallallaahu 'alaihi wasallam) yang diamanahi menjadi nabi. Kejujuran Rasulullaah dipertaruhkan, namun kian lama waktu kian membuktikan. Ujian ini (sebutan dusta, pembawa kabar bohong dsb) salah satu cara mencapai "legalitas" kenabian dan ketika berhasil melewati ujian, inilah bukti kejujurannya selama ini.
Atau Maryam dengan kesucian dirinya, dia dianugerahi lahirnya Isa tanpa 'bapak', padahal Maryam adalah wanita terjaga. Maryam juga bukam seorang pezina.
"Apa yang diperjuangkan, dicintakan, dijunjungkan, tak jarang menjadi sebuah ujian untuk orang-orang beriman, seperti Ibrahim dan Maryam."
Tapi sekali lagi,
Maka apa balasannya?
Ismail dan Allaah bersama Ibrahim.
Maryam dan Isa tetap mulia.
_Happy ending, happy understanding._ 😊
***
Yaa Mujiib..
Yaa Afuww..
Mungkin saja diri pernah menjadi ujian untuk beberapa orang. Bahkan menimbulkan luka yang sulit disembuhkan.
Mungkin saja diri tak pernah tau, maka Allaah, tolong sampaikan maafku pada mereka, semoga karena ujian (oleh)ku ini, dia lebih bahagia dan punya keimanan kuat dari sebelumnya.
Wallaahu 'alam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar