Total Tayangan Halaman

11,303

Kamis, 07 Juni 2018

Ibu Rumah Tangga: antara Profesi dan Pekerjaan

Sebenarnya ini lanjutan dari pembahasan sebelumnya tentang "Mengapa ibu rumah tangga?
Disana dijelaskan, bahwa keistimewaan Ibu rumah tangga yang pertama yaitu, IBU RUMAH TANGGA adalah sebuah PEKERJAAN.
***

Flash back on
Seorang wanita sedang menghadap cermin, memperhatikan wajahnya sambil merapihkan rambut yang akan ia tutup dengan hijab. Sebut saja dia Bunga. 😅

"Pake kosmetik apa neng?"
Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita paruh baya muncul dari balik pintu.
"Jadi wanita itu harus dandan, karena wanita itu jualeun." 
Lanjutnya memperhatikan Bunga yang bercermin.

Bunga hanya menyernyitkan dahi. Dan menjawab sekenanya.
"Oh aku tidak memakai apa-apa. Bibi pake apa sih, bisa terlihat masih muda gitu?"

Lalu perbincangan mereka ngaler ngidul, tentang kosmetik dsb. Tapi kosmetik, dokter kecantikan dan segala perawatan wajah yang disarankan pada Bunga tak ada yang dia hiraukan, selain kalimat dari Bibinya tersebut:

"Wanita itu harus dandan, karena wanita itu jualeun."
***

What??
Apakah wanita itu sebuah porselen yang dipajang begitu saja untuk dinikmati keindahannya?

Atau jelmaan barbie cantik yang dihias menarik hanya untuk dimainkan dan saat tak cantik lagi ia bebas dibuang?
Tidak ini lebih dari itu, wanita bukan sebuah boneka yang dipoles sedemikian rupa untuk dijajakan sebagai penenang rengekan anak kecil.
Flash back off
***

Memang kebanyakan ibu ibu selalu 'mendandani' anak wanitanya untuk terlihat tampil cantik dan menarik. You know what lah ya menarik siapa, yap -lelaki. Dan kebanyakan pula mereka menganggap wanita itu sesuatu yang dijual, bahasa lembutnya ditukar dengan mahar.

Sebenarnya tak apa seorang wanita menentukan mahar, karena memang hak nya. Tapii jika diumpamakan mahar itu 'harga beli' terhadap dirinya, itu yang salah.
***

Based on my experience.
Pernah, dulu saat masih ababil lah. Jadi korban dijadikan boneka porselen.
Saat berkunjung ke rumah kakak saya diajak kondangan, dengan pede nya dipakailah dress hijau toska dengan padanan sweater pelangi dan jilbab geblus senanda yang breanded dan tas slempang Alto ala2 nongkrong di pasar.😂 Lalu duduk manis mainin hp, nunggu teteh dandan.

Pas lihat perwujudan saya antara greget dan gemes rempong kakak saya bilang:
"seriusan mau kondangan? cepet dandan!"

"Lah ini kan udah siap."

"Masa gitu."

(Teriaknya dari jauh sambil maskaraan).

Apanya yang salah, dalam hati.
Tapi tiba2 diberikanlah satu stel pakaian potongan, baju coklat tipis dengan potongan tangan kelelawar (yg ngetren pada zamannya😆), rok bludru ala2 karpet berwarna kuning coklat kotak2 dan pashmina.

"Nih ini pake cepetan, punya teteh sekalian tak kasihin dah, soalnya beli kekecilan itu."

Bukan tanpa ba bi bu, tapi akhirnya saya nurut saja. Karena asal kalian tau ya, acara ramai2 gini di kota hujan biasanya orang2 tampil "wah" buricak burinong, gliter2, kerlap kerlip, bajunya lapis2, kerudung dililit2, high heels. Apalagi acara nikahan. Jadi dengan dalih adaptasi saya terpaksa menuruti. Udahlah saya cantik waktu itu. Make up an pula. 😁

Tapi.. oleh2nya saya langsung masuk angin, mual2 dan harus kerokan pasca kondangan. Kedinginan gara2 pake kerudung lilit leher doang kali ya. 😂
***

Lupakan cerita2 itu, Back to topic: Pekerjaan dan Profesi.
Sebelumnya apa sih pekerjaan dan profesi itu?

Pekerjaan adalah mata pencaharian yang tidak menuntut keahlian.
Sedangkan profesi sebaliknya, pekerjaan yang menuntut adanya keahlian.

Beda? Jelas.
Sederhananya, contoh pekerjaan adalah, penambal ban, juru parkir, buruh, pedagang, dll.
Sedangkan contoh profesi adalah guru, dosen, dokter, perawat, bidan, pilot dll.
Perbedaannya terletak pada keahlian, profesi menuntut suatu keahlian yang ditempuh dengan pendidikan.
***

Naaah apa hubungannya dengan tema?
(Ibu Rumah Tangga: antara Pekerjaan dan Profesi)

Diawal sudah dijelaskan, Ibu rumah tangga adalah sebuah pekerjaan artinya yang tidak menuntut keahlian dan tidak ditempuh dengan sebuah pendidikan untuk manjadi Ibu rumah tangga, betul?

Tidak juga!

Ibu-ibu zaman now banyak ko yang mendirikan sebuah Institut Ibu Profesional. Belum formal sih pendidikannya tapi ini sesuatu yang sangat membanggakan!

Disana mereka ditarbiyyah. Segala ilmu, mulai dari memahami hakikat, peran, hak dan kewajiban wanita, saat menjadi anak, istri dan seorang ibu, ilmu psikogi, biar bisa memahami diri, pasangan dan anaknya kelak. Terus cara mengatur keuangan, skala prioritas, pengembangan diri, mendidik anak, dan masiiih banyak lagi ...

Jadi dewasa kini, menjadi seorang Ibu rumah tangga itu dituntut juga untuk profesional.

Nikah nggak sembarangan nikah dan punya anak. Sebab ngasuh anak aja nih yaa, ada ilmunya ada tahapan perkembangan anak yang harus diperhatikan.

Jadi sudah tentu, saat menjadi Ibu, seseorang harus terbekali banyak ilmu terkait pekerjaannya. Naah kalo pake jasa babysitter aja Nanny nya harus kompeten buat ngasuh, apalagi Ibu rumah tangga dengan segala management keluarganya kan ya?

Karena dia akan jadi Partner sekalian manager untuk suami dan rumahnya, pemerhati gizi, koki, pengelola keuangan, babysitter, dokter, perawat, psikolog biar faham anak dan suaminya nanti secara psikis, jadi guru, apalagi? Housekeeping? 😁

Dalam waktu yang bersamaan wanita harus multitasking dan multitalent ya ternyata. Kalo harus menempuh pendidikan akademik perlu waktu berapa puluh tahun coba.
Tapi untungnya wanita dibekali sekolah yang tak kenal waktu, Universitas Kehidupan, dan dia pebelajar sepanjang hayat didalamnya. Ketika benar2 memaknai pentingnya peran dia didalam rumah tangga kelak, tanpa harus keluar kodrat, itulah Profesi yang sesungguhnya untuk wanita dengan gelar Ibu.
Bagaimana?
Tertarik jadi Ibu Profesional?

Sadari diri, maksimalkan peran.
Sebab menjadi wanita, tak sesederhana harus bisa dandan! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar