Total Tayangan Halaman

11,303

Minggu, 08 Juli 2018

Cover

Kadang ada yang mencibir orang lain karena orang tersebut melakukan satu kesalahan. Alhasil mereka memandang sebelah mata pada si pendosa. Padahal jika kita kita menemukan hal semacam itu, bencilah kemaksiatannya bukan pelakunya.

Semua ada untuk memberi makna.


Dulu pernah viral ya penista agama. Yang adanya ia justru pada akhirnya menyatukan ummat Islam untuk membela agama dengan aksi 212 dan aksi lainnya. Nah seperti itulah, sikapi setiap 'siapa' yang ada dengan porsi yang pas. Karena semua ada untuk memberi makna. Maka jelaslah makna dari ada penista agama itu membuat ummat lebih erat ukhwahnya.

Sama halnya dengan pendosa. Dia pun ada untuk memberi makna. Coba bayangkan jika misalnya kita tidak pernah melihat contoh akibat seseorang yang minum-minuman keras bahkan sampai meninggal dunia? Bagaimana..
Justru karena adanya mereka kita semakin berhati2 bukan? Hati2 dalam menjaga keluarga dan anak dari pergaulan.
Tak ada takdir yang tidak ditentukan olehNya. Maka adanya mereka memberi pesan. Ini loh akibatnya jika minum minuman keras, ini loh akibatnya jika menistakan agama.

Dont Judge people too fast!

"Dia pendosa dia tak wajar matinya."


Siapa kita?

Siapa kita boleh bicara seperti itu.
Siapa yang tau mungkin saja diakhir nafasnya dia bertaubat? Dia benar-benar berserah sebenar benar penyerahan pada Allaah, sebenar benar penyesalan. Siapa yang tau, saat itulah justru dia diampuni oleh Allaah dari dosa-dosanya.

Bukankah syarat taubat nasuha itu
Menyesal?

Ya mereka sudah menyesal.

Bukankan syarat taubat itu berjanji tidak mengulangi dosa?
Dan ya ternyata dia tidak mengulangi dosa itu lagi karena sesaat setelah bertaubat dia dijemput maut.

Bukankah syarat taubat itu menutupi dengan amal baik?
Ya, mungkin saja dia bersyahahadat sebelum kematiannya. Kalimat agung yang didamba menjadi akhir setiap hamba.
Hanya Allaah yang tau.

Ketika ada seorang pendosa yang sesat, datang, lalu mencari jalan. Justru saat itulah, waktu yang tepat kita harus merangkul mereka, jiwa2 yang kosong, hampa, untuk kembali menemukan jalan, menuju taat.

Persis seperti cerita Dhamrah bin Jundab, seorang pembunuh, pezina. Yang kemudian dia ingin berubah. Mengenai hal ini Ibnu Abi Hatim dan Abu Ya'la meriwayatkan dengan sanad jayyid bahwa Ibnu Abbas berkata, "Dhamrah bin Jundab keluar dari rumahnya untuk hijrah. Dia berkata kepada anak-anaknya, 'Bawalah aku keluar dari negeri orang-orang musyrik ini menuju Rasulullah saw..' Ketika di perjalanan dia meninggal dunia sebelum sampai kepada Nabi saw.. Lalu turunlah firman Allah..

An-Nisa' ayat 100

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Dan nabi menjelaskan bahwa karena hijrahnya itu, Damrah masuk syurga. Masyaa Allaah.

Bukankah gelas yang kosong akan terisi jika dituangkan air?
Bukankah gelas berisi air keruh jika dituangkan air bening maka air keruh tersebut akan hilang terganti air bening?

Mereka punya nurani. Artinya pasti tau apa yang dilakukannya adalah salah.

Selama dia tak membalikkan gelas, tak menutup diri untuk menerima air baru. Tak ada yang tak mungkin. Putuskanlah, kita akan menjadi kran yang mengalirkan air jernih atau teko yang menuangkan air putih. Darisitu pahala kita.

Maka berbeda jika dia mengcover diri. Cover. (K.f.r) menutup diri dari menerima keindahan Islam yang tiada tara lewat Rasulullaah. Maka dialah yang menutup hidayah dan Risalah Allaah.

Asyhadu anlaa ilaaha ilallaah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar