Total Tayangan Halaman

11,307

Sabtu, 09 September 2017

Lebah dan Bunga Dandelion

Sebenarnya gini, berawal dari membaca buku Smart Muslimah yang baru dibeli,  ternyata isinya masyaallaah, ilmu tingkat tinggi, ilmu berumah tangga..
Ko beli buku itu neng? Iya sebenarnya nggak tau isinya bakalan kayak gitu, belinya buru-buru sih, maklum bukan sengaja nyampetin beli buku, itu nyolong waktu lagi nganter anak anak lomba mewarnai.. 😁

Ya mau nggak mau lahap aja tuh buku, konsekuensinya, karena single harus tahan lah ya dengan alur pembahasan yang sweet melankolik drama rumah tangga gitu.. walaupun awkward banget dan banyak memunculkan pertanyaan yang imajinatif.
Ko gitu ya ?
Emang beneran ?
Masa iya ?
Ah kalo gini gimana ?
Kalo gitu gimana ?
Kata siapa ?
Kurang lebih gitulah, banyak pikiran aneh, nggak ngerti dan canggung bacanya, wong belum ngalamin. 😅

Salah satu pembahasan di buku itu tentang seorang istri yang harus jadi sahabat bagi suami, partner diskusi, dan teman lakonin hobby..
Terus hubungannya dengan ane yang single ini apa?
Kagak ada! hahaha
Ya ada sih sebenernya, ane coba praktekin metode itu ke suami orang 😨 dirumah.
iya di praktekin ke abang kepala suku .
Karena akhir-akhir ini dia sering keluar rumah, rumpi sama temennya, makanya dicoba deh ngimbangin, materi rumpinya apa, hobi apa..

Kebetulan lagi heboh tuh ya pilkada, pokoknya ditemenin nonton segala berita, ya walau anak bawang banget serba belom tau, ujung2nya guguru, tak apa lah laki-laki kayaknya seneng banget kalo labih tau daripada wanita nya.. iyee emang musti begitu sih.

Setelah beberapa kali diskusi dan bertanya pada Kepala Suku mengenai banyak hal dan blablabla.. Ternyata jelas sekali, laki-laki membutuhkan partner yang bukan partner biasa, tapi kadang partner temenin nonton bola juga. Ya sederhananyaa, seperti itu.. yakan? Buktinya, Kepala Suku justru sering ngajak diskusi segala hal bahkan materi kuliah 😅

Nah kembali ke titik fokus, apa hubungannya dengan Lebah dan bunga Dandelion?

Sebelumnya ane perkenalan dulu Lebah dan Dandelion.

Lebah adalah hewan penghisap madu bunga. Hitam melambangkan kemisteriusannya, sedangkan kuning melambangkan keceriaannya. Begitu yang kutahu. Tapi jangan salah kira jika lebah merugikan karena telah menghisap madu bunga, dia justru menjadi sebab bunga tersebut bertransformasi menjadi buah!
Dan penghasil obat yang sangat luar biasa, madu!

Dandelion. Filosofi bunga ini sangat dalam.
Pertama; Kesederhanaan
Bentuk warna dan gayanya sangat biasa, namun indah. Benihnya seperti memiliki sayap putih yang rapuh, namun ternyata sangat kokoh membawanya terbang. Ditambah ketika bunga ini tertiup angin di warna sendu sebuah senja. Masyaallaah.. Kesederhanaan yang mengagumkan.

Kedua; Cara Hidupnya
Bunga ini terkadang disebut sebagai rumput-rumput yang bahkan tak dianggap sama sekali. Adakah yang menanam Dandelion? Jarang sekali.
Tapi bunga ini bertahan hidup dengan cara yang luar biasa. Ada masa ketika angin menerpanya dia akan terbang kemanapun angin membawanya. Tak perduli seberapa jauh, tak perduli seberapa kumuh tempat angin membawanya. Dia akan menerima. Bahkan saat dirinya berhenti terbawa angin dia akan turuun perlahan, lalu justru menumbuhkan benih yang dimiliki, persis seperti dia. Sederhana dan mengagumkan.

Lebah dan Dandelion adalah dua wujud yang sangat kusukai maknanya, (jangan heran kalo keseringan lihat ane pakai gamis hitam plus khimar kuning kayak lebah yaa 😁)

Kembali ke fokus buku yang berkisah tentang per-ni-kah-an yang dibahas sebelumnya.

Jauh sebelum tulisan ini dibuat, ada sebuah azzam yang terpatri dalam sanubari, bahwa kelak aku harus menemukan sesosok Dandelion!
Azzam ini tercetus ketika melihat betapa kemelut dunia ini telah mempengaruhi teman-teman, terutama mereka yang kulihat kanan kiri, begitu juga diri sendiri, telah berjalan dengan angkuh didunia padahal yang ada ialah fana. Astaghfirullaah. Seakan tak lagi menggunakan aturan Allaah dalam hidup.

Maka aku ingin sesosok Dandelion yang membawaku ke atmosfer lebih tinggi, karena aku tak mungkin dapat mengudara seorang diri. Ia bukan sekedar mengajakku melihat keindahan dari atas sana, tapi memburu sebuah keberkahan dalam menapaki kehidupan.

Adalah ia, yang kehadiran nya sangat tak terduga, bahkan mungkin dengan terbawa angin cinta, membawa kearah dimana aku berada.. (sambil bayangin emangnya ada yang kek gitu, kurus banget dong sampai kebawa angin. )😄

Lalu, penampilan yang penuh kesederhanaan, tak berlebihan namun menjadikan hal tersebut menjadi kelebihan. Lagi-lagi sederhana yang mengagumkan. Mengagumkan karena dia mampu pergi jauh, namun saat berpijak pada tanah kelahiran dia menumbuhkan generasi yang tangguh, ya seperti dirinya.

Sayap putih dandelion melambangkan tangannya yang penuh kelembutan, kesucian, menaungi sosok yang akan dia rawat, untuk kemudian menemukan tempat yang ditakdirkanNya untuk membina bibit-bibit baru..

Tak sekedar itu, ingin sekali kita membersama dalam ketaatan, menjauhkan diri dan orang yang kita kasihi dari kemaksiatan. Tujuan kita sama, hidup apa adanya seperti kesederhanaan sayap Dandelion, bermanfaat seperti madu yang lebah hasilkan.

Lalu kita membicarakan banyak hal, saling mengingatkan dalam kebaikan dan perbaikan. Satu langkah demi satu langkah menyempurnakan setiap Ibadah.  Ketika itu kita akan bersyukur, telah membersamai dan dibersamai dalam usaha mendekat padaNya. Maka lengkaplah harapan yang selalu kita panjatkan. Menggenapkan dan saling menyempurnakan.

***
Mei2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar