Total Tayangan Halaman

Jumat, 08 September 2017

One Step Closer

Memaafkan

Antartika masih berdiri dengan anggun, kokoh dan memukau, namun dibalik itu semua ada sebuah kebekuan yang telah mencair, perlahan. Karena bagaimanapun ia telah terhangatkan mentari, meski mentari tak pernah menjamahnya. Separuh keelokannya telah terkikis, gunungan es yang dia miliki selama ini semakin menipis.

Namun dia tetap merelakan, bahkan memaafkan mentari tanpa diminta sekalipun, sebab inilah yang diinginkan Sang Pemilik Kehidupan. Dengan air yang mencair dari bagian dirinya, ia menyadari, perlu sebuah pengorbanan dalam kehidupan.

***

Alur lain.

Memaafkan adalah cara terbaik, sebab semuanya pernah melakukan hal tak baik. Jadi tak ada alasan untuk tak merelakan. Merelakan pernah sakit, kecewa, patah dan jatuh.

Semua yang pernah menyakiti adalah 'alat' untuk mengujimu, alat untuk menempa diri agar menjadi lebih dari sebelumnya, lebih indah, berguna, berkualitas dan berkelas.

Bayangkan jika sebuah besi tidak pernah dibakar tungku yang sangat panas, lalu ditempa dengan begitu kerasnya oleh pandai besi, apakah ia akan mewujud pedang yang berguna?

Bayangkan jika butiran emas tak pernah dilelehkan untuk kemudian dibentuk sedemikian rupa, apakah ia akan berubah sendiri menjadi sebuah perhiasan indah?

Bayangkan pula jika sebuah kerang tak pernah 'teracuni' benda asing kedalam tubuhnya, apakah dengan seketika akan ada mutiara dalam dirinya? Jawabannya tentu, tidak!

Maka memaafkan, mengikhlaskan, dan merelakan adalah sebuah keharusan. Sebab semua demi dirimu sendiri.

Jika sebelumnya kau tak menyadari, maka saat ini jangan lagi mengingkari. Bahwa apa yang baik menurutNya terkadang tak melulu terbungkus dengan kebahagian. Adakalanya terbalut kekalutan, agar apa, agar ketika kau menemukan kebahagian, rasa syukurmu akan lebih dari biasanya, sebab pernah merasakan kepedihan. Dan satu hal lagi, agar kau bersabar, dan tersadar bahwa ini adalah hal yang pasti akan kau alami, sebab hidup tak melulu tentang kau selalu di puncak, atau selalu di bawah dan terinjak.

Maafkan
Maafkan
Ikhlaskan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar