Pertemuan ini
Menjadi satu berarti
Dikala diri menanti
Untuk warna-warna hati
Ruang-ruang jiwa
Hanya untuk Maha Kuasa
Syair-syair cinta
Tercipta karena Dia
Kupu-kupu Cinta
Terbanglah tinggi menuju Jannah
Hinggaplah engkau dibunga yang indah
Terbang bersama hembus angin cinta
Ya Illaahi Rabbi
Tiada lain hanyalah namaMu
Satukan cinta ini dalam bingkai
Untaian RidhaMu
***
Syair itu mengalun lembut. Merdu sekali. Tahu bahwa pendengarnya sedang merasakan hal serupa dengan lirik yang dia syahdukan.
Sementara itu, mata seorang wanita tetap tertuju pada tumpukan berkas bersampul kuning. Semua membuat kepalanya sering merasakan pening. Sesekali dia terpaku pada ponselnya, dengan sedikit berbisik mengikuti lagu. Lagu yang tiga semester ini menjadi lagu kesukaannya, juga menjadi gambaran perasaannya.
Perihal perasaan?
Dia sudah mengikhlaskan. Sekaligus membuka ruang, menyiapkan banyak lembaran baru untuk ditulis dengan perjalanan manis. Setelah menemukan luka yang dalam dia tak ingin sembarangan men-spesialkan seseorang. Cukup pada yang akan sungguh-sungguh menyempurnakan.
Mari kukenalkan, Cinta
Cinta dari sudut pandang wanita pecinta coklat dan khimar kuningnya.
Sudah lama dia meragukan beberapa orang tentang Cinta. Juga meragukan perasaan hatinya sendiri. Tak percaya. Maka, dia mengunci hati dengan rapat. Hingga hatinya sulit didapat. Terang-terangan, ia, hati itu menjelaskan.
Meski sekuat apapun kau ingin memasukinya.
Maaf, aku sedang tak punya ruang.
Begitu ia berkata.
Namun, ketika menemukan syair indah dari lagu Kupu-kupu Cinta, serta membuka Surat Cinta dari Rabb Pemilik Semesta yang sarat akan cintaNya padanya, perlahan, sedikit hati wanita itu mulai terbuka.
Dia sadar, ini sudah saatnya.
Kini ruang jiwanya utuh untuk Dia, Sang Pemilik Cinta. KepadaNya dia tak pernah kecewa. Tak pernah salah menitipkan hati yang pernah luka. Bahkan akan sembuh dengan izinNya.
Dia percaya, seyakin-yakinnya.
Dan tenyata, ya, hati telah pulih seperti semula. Siap menerima sepenggal lagi hati yang akan Dia titipkan. Asalkan, dalam untaian RidhaNya akan disatukan.
Maka sekali lagi kukatakan, wanita itu sudah mengikhlaskan, sekaligus membuka ruang, menyiapkan banyak lembaran baru untuk ditulis dengan perjalanan manis.
Juni, 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar